Rabu, 08 Januari 2014

-K I T A-



Suatu hari jika kamu menemukanku sebagai istrimu, satu hal yang pertama kali ingin aku sampaikan. Satu hal yang ingin agar kamu tahu, paham, dan selalu ingat. Bahwa aku tidak bias membaca pikiranmu. Aku bisa memahamimu hanya jika kamu menunjukkan kepadaku apa yang harus aku pahami. Kita berdua dahulunya orang yang tidak saling mengenal bukan? Jikasuatu hari aku belum paham tentang jalan pikiranmu, perasaanmu, persepsimu terhadap sesuatu, keinginanmu. Tolong bersabar, pemahaman butuh waktu. Jika kau bersabar, aku akan setia belajar.
Suatu hari jika kamu menemukanku sebagai istrimu, satu hal yang aku minta kepadamu. Dukungan, motivasi, sudut pandang positif. Apapun itu istilahnya. Yang aku inginkan bahwa kamu paham, aku juga manusia biasa yang kadang lemah, kadang murung, kecewa, putus asa, kadang bisa kesaldan marah. Dan jika itu terjadi, aku ingin kau selalu hadir disisiku. Nyata maupun maya. Membantu memperbaiki moodku, meluruskan niatku, memotivasi jiwaku, meredakan amarahku, menerangi kebingunganku. Sekecil apapun itu, aku akan sangat berterimakasih.
Jika suatu hari nanti kamu menemukanku sebagai istrimu, jangan pernah mengatakan, “kamu kan lulusan psikologi! Harusnya…”. Aku tahu tentang perkembangan manusia, perkembangan yang berakibat baik dan buruk. Jika perkembangan itu dimulai dari masa dewasa, masa ketika aku kuliah, maka aku yakin aku bisa menjadi manusia sempurna untukmu. Tetapi sayang, perkembangan manusia itu dimulai dari sejak kita bayi. Tentu aku mengalami masa-masa buruk, masa-masa yang tidak terlalu mendukung perkembanganku. Masa-masa yang kadang traumatis dan menyedihkan yang menyisakan dan member bekas padaku hingga saat ini. Jangan pernah katakana ya?
Jika suatu hari kau menemukanku sebagai istrimu. Maukah kau mendengarkan konsep-konsep kehidupan berumahtangga yang aku pelajari dan aku pahami? Mendengarkan saja dulu. Tentang komunikasi yang akan kita terapkan, tentang fungsi dan peran masing-masing diri dalam rumah tangga, tentang aturan-aturan yang harus kita jaga dan patuhi. Dan yang paling utama adalah bagaimana kita mengkonsep dalam mendidik anak. Tentu aku punya pertimbangan secara psikologis dalam semua hal itu. Untuk itu aku membutuhkanmu untuk mendengarkan. Karena aku paham yang menjalani rumah tangga ini bukan aku tetapi kita. Pun ketika kamu memiliki konsep-konsep yang lain, aku sangat mau untuk mendengarkan.
Jika suatu hari kau menemukanku sebagai istrimu, aku ingin kita selalu memiliki waktu untuk saling memeluk dan diam untuk beberapa saat. Agar aku selalu merasakan keberadaanmu, kaupun selalu merasakan keberadaanku dan merasakan detak jantung kita menjadi satu.
-Klaten, TujuhNovemberDuaRibuTigaBelas-
-kurniawangunadi.tumblr.com-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar