Suatu hari jika kamu menemukanku sebagai istrimu, satu hal yang
pertama kali ingin aku sampaikan. Satu hal yang ingin agar kamu tahu, paham,
dan selalu ingat. Bahwa aku tidak bias membaca pikiranmu. Aku bisa memahamimu
hanya jika kamu menunjukkan kepadaku apa yang harus aku pahami. Kita berdua
dahulunya orang yang tidak saling mengenal bukan? Jikasuatu hari aku belum
paham tentang jalan pikiranmu, perasaanmu, persepsimu terhadap sesuatu, keinginanmu.
Tolong bersabar, pemahaman butuh waktu. Jika kau bersabar, aku akan setia
belajar.
Suatu hari jika kamu menemukanku sebagai istrimu, satu hal yang aku
minta kepadamu. Dukungan, motivasi, sudut pandang positif. Apapun itu
istilahnya. Yang aku inginkan bahwa kamu paham, aku juga manusia biasa yang
kadang lemah, kadang murung, kecewa, putus asa, kadang bisa kesaldan marah. Dan
jika itu terjadi, aku ingin kau selalu hadir disisiku. Nyata maupun maya. Membantu
memperbaiki moodku, meluruskan niatku, memotivasi jiwaku, meredakan amarahku,
menerangi kebingunganku. Sekecil apapun itu, aku akan sangat berterimakasih.
Jika suatu hari nanti kamu menemukanku sebagai istrimu, jangan
pernah mengatakan, “kamu kan lulusan psikologi! Harusnya…”. Aku tahu tentang perkembangan
manusia, perkembangan yang berakibat baik dan buruk. Jika perkembangan itu
dimulai dari masa dewasa, masa ketika aku kuliah, maka aku yakin aku bisa
menjadi manusia sempurna untukmu. Tetapi sayang, perkembangan manusia itu
dimulai dari sejak kita bayi. Tentu aku mengalami masa-masa buruk, masa-masa
yang tidak terlalu mendukung perkembanganku. Masa-masa yang kadang traumatis
dan menyedihkan yang menyisakan dan member bekas padaku hingga saat ini. Jangan
pernah katakana ya?
Jika suatu hari kau menemukanku sebagai istrimu. Maukah kau
mendengarkan konsep-konsep kehidupan berumahtangga yang aku pelajari dan aku
pahami? Mendengarkan saja dulu. Tentang komunikasi yang akan kita terapkan,
tentang fungsi dan peran masing-masing diri dalam rumah tangga, tentang
aturan-aturan yang harus kita jaga dan patuhi. Dan yang paling utama adalah
bagaimana kita mengkonsep dalam mendidik anak. Tentu aku punya pertimbangan
secara psikologis dalam semua hal itu. Untuk itu aku membutuhkanmu untuk
mendengarkan. Karena aku paham yang menjalani rumah tangga ini bukan aku tetapi
kita. Pun ketika kamu memiliki konsep-konsep yang lain, aku sangat mau untuk
mendengarkan.
Jika suatu hari kau menemukanku sebagai istrimu, aku ingin kita
selalu memiliki waktu untuk saling memeluk dan diam untuk beberapa saat. Agar
aku selalu merasakan keberadaanmu, kaupun selalu merasakan keberadaanku dan
merasakan detak jantung kita menjadi satu.
-Klaten, TujuhNovemberDuaRibuTigaBelas-
-kurniawangunadi.tumblr.com-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar